Ads Top

Makalah Struktur Data Array




MAKALAH
ARRAY




DISUSUN OLEH :
NAMA               : ANDRE UIGIANTO
STAMBUK       : F55116104


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2017






KATA PENGANTAR

Puji  syukur  kepada Tuhan yang  Maha Esa kiranya  telah diberikan  kesehatan dan pembelajaran  sehingga penyusunan makalah ini telah selesai berkat pertolongan Tuhan dan kerja keras.Dan kepada Bapak Dosen Algoritma saya mengucap syukur sebesar besarnya kiranya telah diberikan pelajaran algoritma hingga kami dapat berpikir dengan matang karena penyusunan makalah ini kami bias bekerja sama antara sesama mahasiswa hingga kami dapat berbagi ilmu.
          Semoga makalah  ini dapat berguna pada teman-teman  mahasiswa tanpa doa teman-teman mungkin makalah ini belum selesai.Saya berterima kasih atas bantuannya tanpa kalian mungkin makalah ini tidak selesai.
          Mungkin makalah ini jauh diatas sempurna, jadi kami mohon maaf  jika ada  kesalahan penulisan atau kurang berkenan dihati saudara kami mohon maaf atas kesalahan tersebut. Dan semoga makalah  ini membuat ilmu kita bertambah, kami berterimakasih kepada Bapak dosen  struktur data beserta teman-teman mahasiswa.



                 Palu, 13 Mei 2017








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I    PENDAHULUAN............................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................... 5
2.1 Karakteristik Array........................................................ 5
2.2 Deklarasi Array............................................................. 6
2.3 Array dimensi satu......................................................... 6
2.4 Array dimensi dua.......................................................... 7
2.5 Array dimensi tiga.......................................................... 7
2.6 Operasi dasar pada Array............................................... 8
BAB III PEMBAHASAN............................................................. 11
3.1 Array........................................................................... 11
3.2 Sifat – sifat array.......................................................... 19
BAB IV PENUTUP...................................................................... 25
4.1 Kesimpulan................................................................. 25
4.2 Saran .......................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 26






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Algoritma merupakan kumpulan perintah yang memiliki daya guna yang sangat besar bagi masyarakat. Algoritma biasanya digunakan sebagai kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Algoritma ini memiliki aplikasi yang bermacam-macam dalam setiap masalah yang ada. Contohnya saja adalah algoritma cara menyelesaikan suatu aritmatika yang rumit, algoritma untuk menghitung luas penampang dari suatu kabel, atau bahkan untuk menghitung bayaran parkir di setiap mal. Salah satu aplikasi bentuk pemrograman ini adalah dalam bahasa permrograman yang disebut bahasa C. Dimana bahasa C ini memiliki suatu aturan-aturan tertentu yang sangat penting sehingga dalam penggunaanya kita harus memperhatikan cara menggunakan aturan tersebut. Salah satu cara penggunaannya adalah dengan array. Dimana array ini merupakan suatu data struktur yang berkoneksi satu sama lain dengan tipe yang sama. Aplikasi array ini banyak sekali, contohnya saja adalah menghitung golongan dari umur yang berjumlah 25 tahun hingga 55 tahun. Array ini juga bisa digunakan untuk mencari suatu elemen nilai dalam suatu struktur data, selain itu array ini juga bisa digunakan untuk mengurutkan data-data yang tidak berurutan. Hal –hal yang telah disebutkan disebut sebagai searching array dan sorting array.
Sorting array merupakan salah satu aplikasi yang paling penting dalam suatu sistem aplikasi perhitungan data. Biasanya suatu bank memiliki komputasi sorting array yang sudah biasa digunakan dalam aplikasinya sehari-hari. Bahkan telephone juga mengurutkan suatu list yang terdiri dari nama akhir , nama awal agar bisa memudahkan dalam perhitungan dalam mencari nomor telephone.
Searching array juga memiliki tak kalah pentingnya dibandingkan dengan sorting array. Pada searcing array kita biasa menggunakannya pada data yang sangat banyak. Sehingga sangat sulit bila kita ingin mencari suatu data atau suatu angka didalamnya satu per satu. Aplikasi searching array memudahkan kita dalam mencari suatu data atau angka yang kita inginkan dengan hanya memasukkan nilai input pada suatu data yang disikan.

1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan mata kuliah ini “ Struktur Data ” untuk menambah ilmu pengetahuan  mahasiswa. Rumusan masalah dari materi Array ini sebagai berikut :

1. Apa saja yang termasuk Materi dalam mata kuliah Array?
2. Bagaimana penjelasan tentang materi Array?


1.3 Tujuan dan Manfaat
 Maksud dan tujuan penulis dalam penyusunan  makalah ini sebagi penambah informasi bagi penulis yang di outputkan lewat tulisan tulisan yang terdapat pada makalah ini dan berharap penulis memberikan informasi dipenyusunan  makalah  ini yang isinya tentang array yang sangat jelas  bagi pembaca. Dengan  mengetahui tentang array  maka penulis maupun pembaca dapat menambah pengetahuan ilmu yang menyangkut dalam dunia tekhnologi pemograman.




















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KARAKTERISTIK ARRAY
  Mepunyai batasan dari pemesanan alokasi memori (bersifat statis)
   Mempunyai tipe data sama (bersifat homogen)
   Dapat diakses secara acak.
  

2.2. DEKLARASI ARRAY
Ada tiga hal yang harus di ketahui dalam mendeklarasikan array, yaitu :
  Type data array
   Nama variable array
   Subkrip / index array.
Contoh deklarasi dari array adalah sebagai berikut :
int A[5] ; artinya variabel A adalah kumpulan data sebanyak 5 bilangan bertipe
integer.

2.3  ARRAY DIMENSI SATU
Deklarasi : Type_Data Nama_Variabel [index]
Rumus untuk menentukan jumlah elemen dalam array adalah :
n
p(Index Array)
i = 1
ket:
p = Perkalian dari index sebelumnya (untuk arraybdimensi dua dan tiga).

Pemetaan (mapping) array dimensi satu ke storage
Rumus              :  @A[i] = B + (i – 1) * L
Dimana   :  @A[i]       :  Posisi array yang dicari
                         B       :  Posisi awal index di memori computer
                             i         :  Subkrip atau index array yang di cari
                             L       :  Ukuran atau besar memori suatu tipe data




2.4 ARRAY DIMENSI DUA

Deklarasi : Type_Data Nama_Variabel [index1] [index2]
Menentukan jumlah elemen dalam array dimensi dua :
n
p(Index Array)
i = 1
ket:
p = Perkalian dari statemen sebelumnya

Pemetaan (mapping) array dimensi dua ke storage terbagi dua cara pandang (representasi) yang berbeda yaitu :
1)      Secara kolom per kolom (coloumn major order / CMO)
@M[i][j] = M[0][0] + {(j – 1) * K + (i – 1)} * L

2)      Secara baris per baris (row major order / RMO)
@M[i][j] = M[0][0] + {(i – 1) * N + (j – 1)} * L

Keterangan :
@M[i][j] = Posisi array yang di cari, M[0][0 = Posisi alamat awal index array, i = Baris, j = Kolom, L = Ukuran memory type data, K = Banyaknya elemen per kolom, N = Banyaknya elemen per baris.



2.5  ARRAY DIMENSI TIGA

Adalah suatu array yang setiap elemennya merupakan tipe data array juga yang merupakan array dimensi dua.
Contoh :

Penyajian data mengenai banyaknya mahasiswa dari 20 perguruan tinggi di Jakarta, berdasarkan tingkat (1 sampai 5), dan jenis kelamin (pria atau wanita). Misalkan array tersebut dinamakan MHS. Ambil subskrip pertama, tingkat = 1, 2, ..., 5; subskrip kedua, jenis kelamin (pria = 1, wanita = 2), dan subskrip ketiga, perguruan tinggi adalah K = 1, 2, ..., 20. Jadi MHS(4,2,17) menyatakan jumlah mahasiswa tingkat 4, wanita, dari perguruan tinggi 17.



CROSS SECTION (Penampang Array Berdimensi-2)
Adalah pengambilan salah satu subskrip.
Misal :   Baris                     =        tetap/konstan
               Kolom                  =        berubah-ubah (*)

Contoh :          B(*,4)                             =        semua elemen pada kolom ke-4.
               B(2,*)                             =        semua elemen pada baris ke-2.

Pengertian cross-section pada array dimensi banyak, adalah sama seperti pada array dimensi dua.

Misal :
MHS(4,*,17)                       =      jumlah mahasiswa tingkat 4 dari perguruan tinggi 17 (masing-masing untuk ria dan wanita).
MHS(*,*, 3)                                  =      jumlah mahasiswa untuk masing-masing tingkat, pria dan wanita, dari perguruan tinggi 3.


2.6  Operasi dasar pada Array

Operasi terhadap elemen di array dilakukan dengan pengaksesan langsung. Nilai
di masing-masing posisi elemen dapat diambil dan nilai dapat disimpan tanpa melewati
posisi-posisi lain.

Terdapat dua tipe operasi, yaitu :
  Operasi terhadap satu elemen / posisi dari array
  Operasi terhadap array sebagai keseluruhan

Dua operasi paling dasar terhadap satu elemen / posisi adalah
  Penyimpanan nilai elemen ke posisi tertentu di array
  Pengambilan nilai elemen dari posisi tertentu di array

Operasi-operasi dasar terhadap array secara keseluruhan adalah :
  Operasi penciptaan
  Operasi penghancuran
  Operasi pemrosesan traversal
  Operasi pencarian (table look-up)
  Operasi sorting










BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Array
3.1.1 Definisi Array
Array (larik) adalah sebuah variabel yang dapat menyimpan lebih dari satu nilai sejenis (memilikii tipe data sama). Hal ini berbeda dengan variabel biasa yang hanya mampu menampung satu buah nilai. Setiap nilai yang disimpan di dalam array disebut dengan elemen array, sedangkan nilai urut yang digunakan untuk mengakses elemennya disebut dengan indeks array. Sebagai contoh, misalkan terdapat array A yang memiliki 10 buah elemen nilai yang bertipe integer, maka dapat dipresentasikan sebagai berikut :


Setiap elemen array di atas menyimpan nilai bertipe integer dan akan menempati alamat memori yang berbeda, hal ini akan menyebabkan array tersebut memiliki ukuran 40 byte, yang berasal dari 10 x 4. Nilai 10 menunjukkan banyaknya elemen array sedangkan nilai 4 merupakan ukuran dari tipe data integer (dalam 32 bit).

     
3.1.2 Deklarasi Arry
Sama seperti variabel lain, array juga dideklarasikan di dalam bagian deklarasi variabel. Bila akan didefinisikan sebagai tipe bentukan, maka array juga akan dideklarasikan di bagian definisi tipe (di bawah kata kunci type). Dalam bahasa Pascal, pendeklarasian array dilakukan dengan menggunakan kata kunci array dan tipe data yang akan disimpan di dalamnya, selai itu juga harus disertai dengan batas-batas indeksnya yang diapit oleh tanda bracket ([ ]). Berikut ini bentuk umum pendeklarasian array.


NamaArray : array [Indeks Awal  . .  IndeksAkhir] of tipe data;

Gambar 1.2 Bentuk Umum Pendeklarasian array(sumber:Rahardjo)
Sebagai contoh, apabila kita ingin mendeklarasikan array dengan nama A yang berisi 10 buah elemen bertipe integer, maka kita harus mendeklarasikannya dengan cara berikut.

Pada kode tersebut, indeks array diulai dari satu. Perlu diperhatikan bahwa bahasa Pascal berbeda dengan bahasa C yang indeks array-nya selalu dimulai dari nol. Pada bahasa Pascal, indeks array dapat dimulai dari bilangan berapapun. Selain itu, indeks array juga dapat bertipe karakter maupun tipe enumerasi. Berikut ini contoh-contoh kode yang dapat digunakan untuk mendeklarasikan 10 buah elemen array bertipe integer sebagai pengganti kode di atas.
Dalam bahasa Pascal, tersedia dua buah fungsi yang dapat digunakan untuk mengambil indeks terendah dan tertinggi dari sebuah array, yaitu fungsi Low dan High. Adapun parameter dari kedua fungsi tersebut adalah nama array yang akan dicari indeksnya. Perhatikan contoh kode berikut.
Var
A: array [1 . . 100] of integer;
terendah, tertinggi : integer;
Begin
terendah := Low (A);        {akan menghasilkan nilai 1}
tertinggi := High (A)         {akan menghasilkan nilai 100}
 . .
end.

3.1.3 Mengakses elemen Array
Setelah mengetahui cara pendeklarasian array, selanjutnya kita harus mengetahui bagaimana cara untuk memanipulasi array tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengisikan nilai ke dalam elemen-elemen array bersangkutan. Bentuk umum untuk pengisian elemen array adalah sebagai berikut.


NamaArray [indeks] := nilai;

Gambar 1.3 Bentuk Umum Pengisian Elemen Array(sumber:Rahardjo)

Untuk lebih memahaminya, coba perhatikan contoh kode di bawah ini.
Var
A: array [1..100] of integer;
Begin
A[1] :=1;                {mengisi elemen pertama dengan nilai 1}
A[2] :=2;                {mengisi elemen kedua dengan niali 2}
A[3] :=3;                {mengisi elemen ketiga dengan niali 3}
....
A[100] :=100;       {mengisi elemen keseratus dengan nilai 100}end.

Kode tersebut akan melakukan pengisian 100 elemen array dengan nilai 1 sampai 100 sehingga kode tersebut akan lebih sederhana apabila dituliskan dengan menggunakan struktur pengulangan seperti yang terlihat pada kode berikut.
Var
A: array [1..100] of integer;
i  : integer;
Begin
For  i:= 1 to 100 do
Begin
A[1] := i;                
end;
End.


3.1.4 Mengapah harus menggunakan Array
Bagi seorang pemula, mungkin akan mucul pertanyaan mengapa kita perlu mendeklarasikan array? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba perhatikan contoh kasus berikut.
Apabila kita akan membuat program untuk menyimpan sekumpulan data, misalnya data-data hasil penelitian yang berupa bilangan, dimana jumlah dari data tersebut puluhan, ratusan atau bahkan ribuan, apakah akan menggunakan variabel sebanyak data yang ada? Jawabannya tentu tidak, karena hal tersebut merupakan hal yang sangat tidak efisien. Sebagai contoh, asumsikan bahwa banyak data tersebut.
Var
N1, n2, n3, n4, n5, n6, n7, n8, n9, n10 : real;
Begin
Writeln(’masukkan data ke-1 :  ’); readln(n1);
Writeln(’masukkan data ke-2 :  ’); readln(n2);
Writeln(’masukkan data ke-3 :  ’); readln(n3);
Writeln(’masukkan data ke-4 :  ’); readln(n4);
Writeln(’masukkan data ke-5 :  ’); readln(n5);
Writeln(’masukkan data ke-6 :  ’); readln(n6);
Writeln(’masukkan data ke-7 :  ’); readln(n7);
Writeln(’masukkan data ke-8 :  ’); readln(n8);
Writeln(’masukkan data ke-9 :  ’); readln(n9);
Writeln(’masukkan data ke-10 :  ’); readln(n10);
End.

Hal ini tentu akan merepotkan diri kita. Apabila dilihat, program di atas memang masih pendek karena datanya hanya 10, bagaimana bila ratusan ata bahkan ribuan?
Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya kita menggunakan array untuk menyimpan data-data tersebut sehingga program akan jauh lebih sederhana dan mudah dalam pengerjaannya. Berikut ini perbaikan program di atas apabila kita menampung data-datanya ke dalam sebuah array.
Const max = 10;
Var
n : array [1 . . max] of real;
i : integer;
begin
for i:= 1 to max do
writeln(’Masukkan data ke-’, i,’  :  ’); readln(n[i]);
end.

Apabila ternyata data berjumlah 100 atau 1000, maka kita hanya perlu mengganti nilai dari konstanta max di atas dengan nilai yang sesuai. Alasan seperti inilah yang menyebabkan kita perlu untuk menggunakan array.

3.1.5 Array sebagai tipe data bentukan
Array juga dapat digunakan sebagai tipe data bentukan, yaitu dengan cara mendeklarasikannya di bagian definisi tipe data, yaitu bagian yang diawali dengan kata kunci type.
Type
Bilangan = array [1 . . 100] of integer;
Vokal = array [1 . . 5] of char;

Setelah selesai mendefinisikan array tersebut, maka kita dapat menggunakannya untuk mendeklarasikan variabel lain di dalam program. Berikut ini contoh pendeklarasian variabel yang menggunakan tipe bentukan berupa array.
Var
X : bilangan;
Vowel : vokal;

Pada ontoh di atas kita mendeklarasikan variabel dengan nama x yang bertipe Bilangan, sedangkan variabel vowel bertipe vokal. Hal ini menyebabkan variabel tersebut juga dapat diperlukan sebagai array. Berikut ini contoh kode yang menunjukkan penggunaan variabel-variabel tersebut.
Begin
X[1[ := 1;
X[2] := 2;
. . .
Vowel [1] := ’a’;
Vowel [2] := ’i’;
. . .
End.


3.1.6 Array konstan
Nilai yang terkandung di dalam sebuah array dapat bernilai konstan, artinya nilai-nilai tersebut tidak dapat diubah. Untuk melakukan hal tersebut, kita harus mendeklarasikan array bersangkutan dengan kata kunci const. Berikut ini bentuk umum pendeklarasiannya.


         
                                 Const
                                        NamaArray : array [indexAwal . . indeksAkhir] of tipe_data =
                                        Nila1, nilai2, ...);

Gambar 1.4 Bentuk Umum Pendeklarasian Array Konstan (sumber:Rahardjo)
Perlu diperhatikan bahwa banyaknya nilai konstan yang dituliskan diatas harus sesuai dengan banyaknya elemen array yang didefinisikan. Sebagai contoh, apabila kita ingin mendeklarasikan array dengan jumlah elemen 5, maka nilai konstan yang diisikan juga haruslah berjumlah 5. Perhatikan contoh kode berikut.
Const
A : array [1 . . 5] of char = (’A’ , ’B’ , ’C’ , ’D’ , ’E’);

Oleh karena array A di atas bersifat konstan, maka kita tidak dapat menggantikan nilainya dengan nilai lain, seperti yang ditunjukkan oleh kode di bawah ini.
A [1]           := ’V’ ; {SALAH, karena elemen A [1] selalu bernilai ’A’}
A [2]           := ’W’ ; {SALAH, karena elemen A [2] selalu bernilai ’B’}
A [1]           := ’X’ ; {SALAH, karena elemen A [3] selalu bernilai ’C’}
A [1]           := ’Y’ ; {SALAH, karena elemen A [4] selalu bernilai ’D’}
A [1]           := ’Z’ ; {SALAH, karena elemen A [5] selalu bernilai ’E’}

Hal ini menunjukkan bahwa array konstan nilainya hanya dapat dibaca, namun tidak untuk diubah. Agar lebih memahami konsepnya, perhatikan contoh implementasi dari array konstan berikut ini.
Function HariSekarang : string;
Const
Hari : array[0 . .6] of string[6] =
            (’Minggu’,  ’Senin’,  ’Selasa’,  ’Rabu’,  ’Kamis’,  ’Jumat’,  ’Sabtu’);
var
thn, bln, hr, indeksHari : word;
begin
getDate(thn, bln, hr, indeksHari);
HariSekarang := Hari [indeksHari];
End;
Pada contoh di atas kita membuat sebuah fungsi untuk mendapatkan nama hari sesuai dengan tanggal sekarang (hari ini). Berikut ini contoh program lain yang akan menunjukkan penggunaan array konstan.
Program ArrayKonstan;
Uses crt;
Const
Bulan : array [1 . . 12] of string =
              (’Januari’, ’Februari’, ’Maret’, ’April’, ’Mei’, ’Juni’, ’Juli’, ’Agustus’,
               ’September’, ’Oktober’, ’Nopember’, ’Desember’);
var
noBulan : integer;
begin
clrscr;
write(’Masukkan nomor bulan :’); readln(noBulan);
write(’Nama bulan ke-’, noBulan,  ’adalah  ’, Bulan[noBulan]);
readln;
end.

Contoh hasil yang akan diberikan oleh program di atas adalah sebagai berikut.
Masukkan nomor bulan : 3
Nama bulan ke-3 adalah Maret


3.1.7 Array sebagai parameter
Pada kasus-kasus pemrograman tertentu kita juga dituntut untuk menggunakan array sebagai parameter sebuah prosedur ataupun fungsi. Hal ini sering kita jumpai pada saat kita akan melakukan pencarian maupun pengurutan dari sekumpulan data. Berikut ini contoh penggunaan array di dalam sebuah prosedur.
Type
Bilangan = array[1..100] of integer;
Procedure inputArray[a:bilangan; N:integer);
Var
i : integer;
Begin
For i := 1 to N do
Write (’masukkan elemen array ke-’, i); readln(A[i]);
End;

Pada contoh di atas kita telah membuat prosedur yang memiliki parameter bertipe array. Prosedur tersebut akan digunakan untuk melakukan pengisian elemen array sebanyak N, dimana 1£ N £ 100.
Perlu diperhatikan bahwa array yang dilewatkan sebagai parameter ini harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut ini contoh penggunaan array yang tidak diperbolehkan oleh kompiler.
Procedure InputArray [A:array[1..100] of integer; N);                           {salah}

Berikut ini kode yang merupakan perbaikan dari kode sebelumnya.
Procedure InputArray [A:array of integer; N);                         {benar}

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh program di bawah ini dimana kita akan menggunakan array sebagai parameter.


Program ParamArray;
Uses crt;
Const max = 100;]type
Bilangan = array [1 . . max] of integer;
Procedure InputArray[A:bilangan; N:integer);
Var
i:integer;
Begin
Writeln (’Memasukkan data :’);
For i : 1 to N do
Write(’Masukkan nilai A[’, i,  ’] : ’); readln(A[i]);
End;
Procedure OutputArray (A:bilangan; N:integer);
Var
i:integer;
begin
writeln(’Menampilkan data :’);
for i : 1 to N do
write (’A[’, i,  ’] = ’, A[i]);
end;
var
Arr:bilangan;
count:integer;
Begin
Clrscr;
Write (’Masukkan banyaknya elemen array :’); readln(count);
Writeln;
OutputArray (Arr, count);
Readln;
End.


Contoh hasil yang akan diberikan dari program di atas adalah sebagai berikut.
Masukkan banyaknya elemen array : 3

Memasukkan data :
Masukkan nilai A[1] : 10
Masukkan nilai A[2] : 20
Masukkan nilai A[3] : 30

Menampilkan data :
A[1] = 10
A[2] = 20
A[3] = 30


3.2 Sifat – sifat Array
3.2.1 Array dimensi Satu
Array 1 dimensi merupakan sebuah variabel yang menyimpan sekumpulan data yang memiliki tipe sama dan elemen yang akan diakses hanya melalui 1 indeks atau subskrip.

Bentuk umum pendeklarasian : nama_array[jumlah_elemen];

Contoh programnya dalam C++ :
#include<iostream>
using namespace std;

int main()
{
int nil[5];
int x;

for(x=1;x<6;x++)
{
cout<<" Data : ";
cin>>nil[x];
}
for(x=1;x<6;x++)
{
cout<<"Nilai yang anda masukkan ke : "<<x<<" = "<<nil[x]<<endl;
}
return 0;



3.2.2 Array dimensi dua
Array 2 dimensi merupakan sebuah variabel yang menyimpan sekumpulan data yang memiliki tipe sama dan elemen yang akan diakses melalui 2 indeks atau subskrip yaitu indeks baris dan indeks kolom.
Bentuk umum pendeklarasian : nama_array[jumlah_elemen_baris][jumlah_elemen_kolom];
Contoh programnya dalam C++ :

#include<iostream>
using namespace std;

int main()
{
int a[2][3], b, c;

for(b=0;b<=1;b++)
{
for(c=0;c<=2;c++)
{
cout<<"Nilai Baris "<<b+1<<" Kolom "<<c+1<<" : ";
cin>>a[b][c];
}
cout<<endl;
}
for(b=0;b<=1;b++)
{
for(c=0;c<=2;c++)
{
cout<<a[b][c]<<" ";
}
cout<<endl;
}
return 0;
}

Hasil output dari program tsb :
3.2.3 Array dimensi tiga
Array 3 dimensi bisa digambarkan sebagai suatu benda ruang. Untuk deklarasi pada array 3 dimensi tidak jauh berbeda pada array 1 dimensi dan 2 dimensi, kecuali pada indeks array nya.

Bentuk umum array 3 dimensi :
Bentuk umum dari array dimensi 3 pada C++ bisa dilihat sebagai berikut :
tipe data nama variabel
[jumlah baris][jumlah kolom][panjang karakter].

Contoh program sederhana array 3 dimensi pada C++ :

#include<iostream>
using namespace std;

int main(){

char data [2][3][6] = {"1", "2", "3", "4", "5", "6"};

int i,j;

for(i=0; i<2; i++)
{
for(j=0; j<3; j++)
{
cout<<data[i][j];
}
cout<<"\n";
}
return 0;
}

Hasil output dari program tersebut :





















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Struktur data merupakan salah satu bahan dasar pembuatan program. Pemakaian struktur data yang tepat di dalam proses pemrograman, akan menghasilkan algoritma yang jelas dan tepat sehingga menjadikan program secara keseluruhan lebih sederhana. Array merupakan bagian dari struktur data yaitu termasuk kedalam struktur data sederhana yang dapat di definisikan sebagai pemesanan alokasi memory sementara pada komputer. Apabila kita membuat program dengan data yang sudah kita ketahui batasnyamaka kita menggunakan Array (type data statis), namun apabila datanya belum kita ketahui batasnya maka gunakan pointer (type data dinamis).
4.2 Saran
Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan dan kekurangannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA




Makalah Struktur Data Array Makalah Struktur Data Array Reviewed by Belajar Teknologi Informasi on 22.26 Rating: 5

1 komentar

Video of The Day